Permasalahan publik di daerah Banyuwangi ialah permasalahan sampah di daerah kawasan pantai di mucar. Berada di ujung pulau Jawa paling timur, Banyuwangi merupakan daerah yang mempunyai potensi alam yang luar biasa. Berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Jember, dan selat Bali, Banyuwangi merupakan kabupaten yang terluas di Jatim, dan sekaligus terluas di pulau Jawa, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pada periode kepemimpinan keduanya (2016 – 2021), Banyak penghargaan diraih Banyuwangi, terutama semenjak Abdullah Azwar Anas menjadi bupatinya. Pembangunan tampak direncanakan dan berjalan dengan baik. Sayangnya ada satu masalah yang mengganggu, dan belum terselesaikan bertahun-tahun, yaitu sampah di pantai muncar . Yang menjadi perhatian utama yaitu pada penyelesaiannya yang sangat cepat , karena dalam masalah tambang sendiri pemerintah memberikan penangananyang baik seperti pada masalah sampah di muncar , dimana mulai membuat program untuk mengolah sampah yang bisa didaur ulang untuk bisa di manfaatkan kembali , dan hal itu ditujukan untuk mengurangi sampah yang ada didaerah muncar dan juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk mennimbulkan kesadaran dalam membuang sampah untuk tidak sembarangan.Pada hal ini dalam pihak pro nya atau yang mendukung yaitu masyarakat sendiri sangat mengapresiasi program yang dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi , dan yang tidak mendukung ialah masih adanya orang yang membuang sembarangan bahkan ke laut .

Dalam mengelolah sampah tersebut sebaiknya yaitu dengan cara beberapa  sampah plastik yang bisa di daur ulang para masyarakat dengan cara memberikan pemyuluhan atau sosialisasi dengan  membuat samapah menjadi sebuah kerajinan tangan seperti tas , karpet , dompet dsb. Di desa Tembokrejo , Muncar telah di lakukan pengolahan sampah di pengolahan sampah terpadu yang mana tempat ini adalah tempat untuk pengolahan sampah di daerah Muncar. Desa Muncar dinilai telah berhasil menangani sampah yang telah menjadi masalah lewat BumDes. Bumdes bahkan berhasil menjual sampah yang telah diolah ke Surabaya dan Pasuruan dengan pendapatan Rp 25 juta per bulan. Sampah organik dimanfaatkan untuk kompos dan budidaya larva lalat black soldier fly yang memiliki kemampuan mengurai sampah. Adapun yang nonorganik, dipilah untuk dijual. Sejak April 2018 hingga Februari 2019, jumlah sampah nonorganik yang dijual mencapai 10,4 ton. Dalam penanganan strategi seperti ini, tidak ada pihak dari mana pun yang merasa di rugikan oleh pemeritah dan malah seluruh masyarakat turut membantu mewujudkan keberhasilan untuk menangani sampah yang ada di pesisir pantai. Pemerintah kabupaten Banyuwangi dinilai cukup berhasil menangani masalah ini walaupun belum berhasil seratus persen setidaknya telah mengurangi sampah yang ada cukup banyak berkurangnya. Sampah yang dahulunya menjadi masalah yang paling rumit kini telah mendapatkan solusi yaitu dengan cara mengolah sampah tersebut yang mana juga para masyarakat mendapatkan lapangan pekerjaan baru dan sampah tersebut bisa menjadi penghasilan masyarakat dengan cara mengolah sampah-sampah.

Dalam model kepemimpinan seperti ini dapat dikategorikan sebagai model kepemimpinan yang transformasional karena pemimpin yang transformasional di cirikian sebagai pemimpin yng bisa membawa perubahan dari yang buruk menjadi keadaan yang lebih meningkat atau lebih baik, maka dari itu seperti halnya pada pemerintah kabupaten Banyuwngi yang memiliki gaya kepemiminan transformasional yang bisa menangani permasalahan sampah di sekitas pantai Muncar . Walaupun mungkin tidak benar-bernar langsung menghilangi sampah setidaknya tigkat jumlah sampah yang ada semakin berkurang dan pendapatan penduduk daerah Muncar semakin bertambah karena adanya sampah tersebut bisa dirubah dijadikan sumber penghasilan beberapa masyarakat yang ada di sana.

link:  https://www.mongabay.co.id/2019/07/23/liputan-banyuwangi-sampah-muncar-yang-tak-kunjung-terselesaikan-1/

RPJMD : https://banyuwangikab.go.id/media/doc/edoc/RPJMD.pdf